Menyelami Sumpah Pemuda

Ada makalah masyhur dari syeikh Mustofa Alghulayain yang berbunyi, syubbanul yaum rijalul ghad, inna fi yadikum amru al ummati wa fi aqdamikum hayatuha, yang artinya: "Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Sesungguhnya di tangan para pemuda perkara umat dan dalam genggaman pemuda hidupnya umat"
Bung Karno pernah berkata: "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia"
Itulah dua kalimat yang layak dihunjamkan dalam diri setiap pemuda sebagai generasi masa depan yang akan melanjutkan perjuangan di masa yang akan datang.
Hari ini 97 tahun yang lalu, para pemuda dari beberapa wilayah yang dilatarbelakangi senasib, sejarah dan kesamaan budaya mengadakan kongres I dan II yang selanjutnya digemakan Sumpah Pemuda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda itu bersumpah untuk bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Memaknai Sumpah Pemuda di era milenial yang serba digital ini, generasi muda menjadi ujung tombak dari bangsa Indonesia. Tantangan yang dihadapi pemuda saat ini dengan pemuda tahun 1928 tentu berbeda. Masa boleh berbeda, tapi semangat juang serta spirit Sumpah Pemuda harus tetap menyala.
Ada beberapa makna Sumpah Pemuda yang bisa dipetik hikmahnya bagi setiap generasi muda di masa kini.
Pertama, saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa
Generasi muda harus menyontoh spirit Sumpah Pemuda yang digelorakan para pemuda di tahun 1928. Di masa itu, meskipun mereka berbeda suku, budaya, agama dan ras, tetapi dapat berjuang bersama. Di zaman yang serba digital sekarang, intoleransi justru meningkat, para pengguna media sosial, saling serang komentar dan saling ejek satu sama lain bahkan saling caci maki seolah menjadi konsumsi setiap hari. Generasi muda diharapkan tetap teguhkan hati untuk saling menghargai dan menghormati sesama anak bangsa. Untuk menumbuhkan rasa persatuan, kita dapat melakukannya dengan melalui sikap saling menghormati dan saling menghargai antar sesama.
Kedua, stop hoaks, terus sebarkan pesan positif
Pengaruh media sosial saat ini bagi kehidupan bernegara dan bermasyarakat sangat besar. Apalagi, semakin maraknya kabar bohong (hoaks) yang menyebar luas di kalangan generasi muda ataupun masyarakat. Pemuda Indonesia hendaknya bisa berhenti menyebarkan berita hoaks dan bijak menggunakan media sosial agar lebih bermanfaat. Menyebarkan energi positif memang terkesan sepele, namun justru memiliki dampak yang cukup besar untuk masyarakat. Dengan menyebarkan energi positif melalui pesan singkat ataupun postingan, maka secara tidak langsung dapat membangun kembali semangat solidarias dan rasa persatuan di Indonesia.
Ketiga, menanamkan rasa bangga terhadap tanah air
Generasi muda Indonesia harus bangga terhadap kebudayaan tanah air. Karena Indonesia punya segudang kebudayaan. Jika warga negara lain saja bangga terhadap kebudayaan kita, kita sebagai anak bangsa harus lebih bangga lagi. Saat ini banyak budaya asing apakah dari barat, arab atau timur menyerbu budaya kita, oleh karena itu kita harus menampakkan budaya kita sendiri.
Keempat, menggunakan produk buatan anak bangsa
Budaya Indonesia kaya akan produk-produk yang inovatif dan beragam, yang perlu didukung generasi muda yaitu dengan ikut menggunakan produk dalam negeri sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa produk buatan anak bangsa kurang baik jika dibandingkan dengan produk dari luar negeri. Karena itu perlu ditumbuhkannya rasa cinta tanah air, dengan menggunakan produk-produk buatan anak bangsa sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Kelima, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Salah satu poin yang disampaikan dalam Sumpah Pemuda adalah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bahasa Indonesia bersifat universal dan lebih mudah dimengerti seluruh orang. Banyak kita jumpai kalangan muda yang lebih sering menggunakan bahasa asing ataupun bahasa gaul untuk berkomunikasi. Padahal bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa yang seharusnya kita banggakan.
Beberapa catatan di atas merupakan cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk memaknai Sumpah Pemuda di era milenial seperti saat ini. Masyarakat Indonesia harus mensyukuri pemuda-pemuda yang membuat keputusan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 silam. Tanpa jasa mereka, mungkin Indonesia saat ini akan terlihat sangat berbeda. Sumpah pemuda telah membangkitkan semangat para pemuda, dan menimbulkan berbagai nilai luhur di dalamnya, antara lain yaitu nasionalisme, patriotisme, gotong royong, musyawarah, tolong menolong, persatuan dan kesatuan, mendahulukan kepentingan umum dari kepentingan pribadi, serta pantang menyerah. Selamat Hari Sumpah Pemuda.
Wallahu a'lam bi showab
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi, salam sehat, solid, speed, smart
Jambi, 28 Oktober 2025
Dr. Chazim Maksalina, M.H.
Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas



