Info Delegasi
Pengadilan Tinggi
Logo Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Jl. KH. Agus Salim, Kota Baru - Jambi

Telp. 0741-40131, Fax. 0741-445293, Email : ptajambi@yahoo.com

Logo Artikel

7244 MEMBACA II

Membaca II

GEDUNG PTA OK

 

Sebagaimana telah dibicarakan pada tulisan sebelumnya, bahwa menurut Bambang Sugiharto membagi membaca sekurang-kurangnya bisa dilihat dari dua segi.

Pertama, aspek informatif : membaca sebagai kegiatan menghimpun informasi. Dari sudut ini, membaca buku menjadi penting karena:

Buku adalah gudang ide sumber pengetahuan, yang berkembang terus tanpa batas. Buku adalah dokumentasi khazanah pengetahuan yang telah menjadi tradisi sangat tebal dan panjang. Kita tak pernah mulai dari nol. Maka betapa pun briliannya kita, kita akan dapat menemukan gagasan hebat hanya bila kita menaiki punggung ‘gajah’ atau pundak para pemikir hebat sebelumnya. Ini salah satu paradoks dalam hidup. "You find yourself through the others". Kita hanya akan menemukan kecerdasan diri kita melalui kecerdasan-kecerdasan orang lain. Betapa pun jeniusnya kita, tanpa membaca, kecerdasan kita akan tetap tersembunyi dan tidak berkembang; persis seperti halnya kita hanya akan menemukan siapa diri kita jika kita bergaul dan terbuka terhadap orang lain. Sebaliknya, semakin kita menyendiri dan tertutup, semakin kita tidak memahami siapa diri kita.

Buku adalah peta peradaban manusia yang luas dan dinamis. Untuk memahami dunia manusia, kita tidak cukup hanya mengenal orang-orang di sekeliling kita —dalam arti keluarga, tetangga, atau teman-teman. Kita perlu mengenali bangsa manusia dari berbagai tempat dan zaman; kejayaan dan kejatuhan mereka; perbedaan dan kesamaan antara mereka; hasil karya mereka yang paling menakjubkan, tapi juga kecenderungan mereka yang paling berbahaya, dan sebagainya.

Buku adalah rekaman kecerdasan dan kedalaman pemikiran . Orang kadang bertanya-tanya, pikiran mendalam itu seperti apa. Ini tidak bisa dijawab. Kedalaman itu hanya bisa diketahui sejauh orang membaca. Mungkin kita mengira pikiran kita begitu brilian, orisinal, dan mendalam, tetapi setelah membaca pikiran para filsuf besar, barulah kita tersadar bahwa pikiran kita itu ternyata hanyalah catatan kaki kecil saja dari pikiran mereka. Sensibilitas (kepekaan) tentang apa yang mendalam itu hanya terbentuk sejauh kita membaca. Semakin banyak membaca, semakin tebal buku yang kita baca, semakin kita diseret masuk ke lapisan-lapisan realitas kehidupan yang lebih jauh, lebih pelik, dan lebih dalam.

Buku adalah catatan tentang kompleksitas pengalaman manusia. Orang-orang Indonesia cenderung berpikir secara stereotipikal, hitam-putih, sangat klise dan naif. Kalau melihat orang berpakaian religius dan rajin berdoa, misalnya, langsung kita mengira ia orang baik dan saleh, apalagi bila keyakinan orang itu sama dengan kita. Padahal, hidup manusia sangatlah kompleks, rumit, bahkan penuh kontradiksi. Buku, khususnya karya-karya sastra yang berbobot, mampu melukiskan kompleksitas dan berbagai kontradiksi pelik hidup manusia. Semakin banyak kita membaca, itu bagaikan semakin tinggi kita naik tangga; artinya, semakin luas dan jauh pandangan dan pemahaman kita tentang kehidupan, semesta, Tuhan, dan manusia.

Demikian arti pentingnya membaca dan buku dari sudut pandang informatif yang mengharuskan kita untuk selalu menekuninya.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bi showab

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi, salam sehat, solid, speed, smart

Jambi, 25 September 2025

 

Dr. Chazim Maksalina, M.H.

 


Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas

kees.php'); } ?>