Info Delegasi
Pengadilan Tinggi
Logo Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Jl. KH. Agus Salim, Kota Baru - Jambi

Telp. 0741-40131, Fax. 0741-445293, Email : ptajambi@yahoo.com

Logo Artikel

7239 PERIODE MADINAH

Periode Madinah

GEDUNG PTA OK

 

 

Setelah periode awal dakwah Islam di Mekkah, Nabi Muhammad Saw menempuh babak baru perjuangan di Madinah. Di tempat ini, Islam menyebar dengan pesat dan menjelma menjadi agama yang besar dan dipeluk oleh umat manusia di berbagai penjuru dunia.

Sebelum datangnya agama Islam, Yatsrib atau Madinah, adalah kota yang telah dihuni oleh berbagai komunitas dan agama yang tidak jarang berselisih.

Sebelum Islam masuk, masyarakat di Kota Madinah terdiri dari dua kelompok besar, di antaranya suku Yahudi terdiri dari Bani Qainuqa, Bani Quraizhah, Bani Nadhir, dan Bani Gathfan, yang kedua suku Arab , terdiri dari bani ' Aus dan bani Khazraj .

Pada 622 M, Nabi Muhammad SAW memutuskan hijrah dari Mekkah ke Madinah setelah tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy semakin buruk. Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat untuk lebih dulu pergi ke Madinah.

Sebelum sampai di Madinah, Nabi Muhammad dan Abu Bakar lebih dulu singgah di Quba (kurang lebih 5 km dari kota Madinah) pada 23 September 622, selama empat hari. Sewaktu di sana, Nabi Muhammad membangun sebuah masjid di atas tanah milik Kalsum bin Hindun, yang sekarang dikenal sebagai Masjid Quba . Setelah itu, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanannya menuju Madinah dan sampai pada 27 September 622 M atau 12 Rabiul Awal.

Demikian halnya sesampainya di Madinah, pertama yang dilakukan adalah membangun masjid. Masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad di Madinah adalah Masjid Nabawi, yang didirikan di atas tanah milik kedua anak yatim, yaitu Sahl dan Suhail. Tanah yang terdapat pohon kurma dan pemakaman tua tersebut dibeli oleh Nabi Muhammad untuk dibangun masjid di atasnya. Nabi Muhammad pun meminta agar pohon itu ditebang serta menggali dan memindahkan pemakaman yang ada di sana.

Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh kaum Muhajirin dan Anshar, yang peletakan batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni: Abu Bakar r.a , Umar bin Khattab r.a, Ustman bin Affan r.a, dn Ali bin Abu Thalib k.w.

Begitu selesai dibangun, Masjid Nabawi tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tetapi juga untuk kepentingan sosial, politik dan pendidikan Islam.

Berdirinya Masjid Nabawi menjadi tonggak berdirinya masyarakat Islam dan langkah awal pembangunan kota.

Fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan akhlak.

Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jum'at, salat Tarawih, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. (Q.S Al-Jinn, 72: 18).

Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis.

Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.

Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, terutama pada fakir miskin dan anak-anak yatim terlantar.

Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat pengobatan para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita luka akibat perang melawan orang-orang kafir.       Sejarah mencatat adanya seorang perawat wnita terkenal pada masa Rasullullah SAW yang bernama Rafidah.

Rasullullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para sahabatnya. Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan, usaha-usaha untuk memajukan umat Islam, dan strategi peperangan melawan musuh-musuh Islam.

Itulah perjuangan awal Rasulullah SAW di fase Madinah, dengan mendirikan masjid di Quba dan di Madinah ( masjid nabawi ).

Akhirnya mari kita perbanyak membaca sholawat dalam keseharian kita. Karena sholawat merupakan bentuk cinta umat kepada nabinya. Dan yang lebih penting lagi sholawat adalah kunci bagi setiap umat Muhammad SAW untuk mendapatkan syafaat sughra (di dunia) dan syafaat 'udzma(di akhirat). Tulisan ringkas ini mengakhiri rangkaian catatan sirah nabawiyah dalam mengagungkan hari maulid nabi Muhammad SAW.

Wallahu a'lam bi showab

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi, salam sehat, solid, speed, smart

Jambi, 23 September 2025

 

Dr. Chazim Maksalina, M.H.

 


Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas

kees.php'); } ?>