Info Delegasi
Pengadilan Tinggi
Logo Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Jl. KH. Agus Salim, Kota Baru - Jambi

Telp. 0741-40131, Fax. 0741-445293, Email : ptajambi@yahoo.com

Logo Artikel

7323 IBU

Ibu

GEDUNG PTA OK

 

Penulis sengaja mengangkat tulisan ibu karena hari ini bertepatan dengan hari ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, sebenarnya kepedulian terhadap seorang ibu dan penghormatan terhadap sosok mulia tersebut tidak harus dibatasi oleh waktu. Seorang ibu haruslah dihormati dan dimuliakan sepanjang masa tak terbatas pada hari dan tanggal tertentu saja.

Hari ini adalah tanggal 22 Desember, kita disadarkan atas peran sosok manusia yang wajib kita muliakan, kita hormati dan terus menerus kita apresiasi karena manusia mulia itu telah memberi cinta, kasih dan sayang kepada orang yang dikasihinya tanpa syarat.

Hari Ibu adalah kesempatan untuk merayakan keberanian, kelembutan, dan kebaikan hati seorang ibu. Selamat Hari Ibu untuk wanita yang luar biasa.

Perintah berbakti kepada ibu telah diterangkan dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 14, Allah SWT berfirman, yang artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS Luqman: 14).

Rasulullah SAW juga telah banyak menegaskan pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya ibu. Berikut ini di antara riwayat hadits Rasulullah SAW tentang ibu yang dapat menjadi pengingat umat muslim untuk hormat dan berbakti kepada orang tua.

Pentingnya Berbakti Kepada Ibu

Syeikh Muhammad Syeikh al-Ghazali dalam As-Sunnah an-Nabawiyyah Baina ahl Al-Fiqh wa ahl al-Hadits mengatakan, “Seorang ibu adalah semilir angin sejuk yang menghembuskan nafas kedamaian dan kasih sayang ke seluruh ruang kehidupan. Ia sangat berpengaruh dalam pembentukan manusia yang baik”. Tidak berhenti sampai di situ, dalam Islam ibu lebih dihormati daripada ayah. Hal ini diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika ditanya oleh seorang sahabat.

Dalam hadits yang dinukil dari kitab Tafsir Qashashi Jilid IV karya Sofyan Hadi, Rasulullah SAW pernah menjelaskan pentingnya berbakti kepada ibu hingga sosok ibu disebut sebanyak tiga kali. Sebagaimana tersebut dalam hadits, yang artinya: Dari Abu Hurairah RA, "Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu'. Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu', orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Kemuidan ayahmu.'" (HR Bukhari dan Muslim).

Pada hadits tersebut dikatakan kedudukan ibu tiga kali lebih utama daripada ayah sebab ibu telah melakukan tiga hal kepada anaknya yang tidak bisa dilakukan ayah. Ketiga hal itu ialah mengandung, melahirkan, dan menyusui.

Kewajiban Berbuat Baik kepada Ibu

Terdapat hadits yang menerangkan tentang kewajiban berbuat baik kepada ibu, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat". (HR Ibnu Majah).

Mematuhi sesuai printah-perintah mereka. Apapun perintah orang tua anak harus patuh kecuali perintahnya bertentangan dengan syariat Allah SWT. Atau perintah itu melebihi batas kemampuannya untuk dilaksanakan. Jika terjadi seperti ini, seorang anak harus mencoba semampunya. Jika terpaksa harus menolak, maka cara menolaknya tetap harus dengan menjunjung kesopanan dengan memohon maaf dan memberikan alternatif lain yang sesuai dengan kemampuanya. 

Surga Ada di Telapak Kaki Ibu

Ada pula sebuah hadits Rasulullah SAW yang menerangkan pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya ibu, sebab hal itu dapat mengantarkan seseorang menuju surga. Mengutip dari buku Jangan Siakan Orang Tua karya Hafidz Muftisany, berikut bunyi haditsnya.

Dari Mu'awiyah bin Jahimah RA mengatakan bahwa Jahimah datang kepada Rasulullah SAW, kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau bersabda, "Apakah engkau masih mempunyai ibu?" Ia menjawab, "Ya, masih." Beliau bersabda lagi, "Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya." (HR An-Nasa'i).

Nilai jihad yang begitu tinggi ternyata masih di bawah nilai berbakti kepada ibu. Bahkan keinginan seorang sahabat yang ingin berjihad di medan perang dicegah oleh nabi dikarenakan sahabat tersebut masih mempunyai seorang ibu dan Nabi memerintahkan untuk menunggu sang ibu.

Berbakti kepada Ibu Menjadi Amalan yang Lebih Dekat dengan Allah

Disebutkan dalam buku Jati Diri Wanita Muslimah karya Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi, Ibnu Abbas RA menjadikan birrul walidain (berbakti kepada orang tua) sebagai amalan yang paling dekat dengan Allah SWT. Hal ini dinyatakan dalam hadits berikut, yang artinya: Dari Ibnu Abbas RA, ada seorang lelaki datang menemuinya dan berkata, "Aku meminang seorang perempuan, tetapi ia menolakku. Lelaki lainnya meminangnya, lantas ia menerimanya dan menikah dengannya. Aku pun cemburu, lantas perempuan itu kubunuh. Akankah tobatku diterima?"

Ibnu Abbas balik bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?" Ia menjawab, "Tidak," Ibnu Abbas pun berkata kepadanya, "Bertobatlah kepada Allah dan lakukanlah yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah."

Atha' bin Yasar yang menuturkan riwayat ini dari Ibnu Abbas pun datang kepadanya. Ia berkata, "Kenapa engkau bertanya apakah ibunya masih hidup?" Ibnu Abbas menjawab, "Karena aku tidak tahu amal baik lain yang lebih mendekatkan orang kepada Allah selain berbakti kepada ibunya." (HR Bukhari).

Diharamkan Durhaka kepada Ibu

Rasulullah SAW juga pernah menerangkan bahwa Allah SWT mengharamkan kepada seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Mengutip dari kitab Riyadhus Shalihin Juz 1 karya Imam An-Nawawi, berikut bunyi haditsnya,

yang artinya: Dari Abu Isa al-Mughirah bin Syu'bah RA berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kamu, durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya, membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci kamu yang banyak bicara serta banyak bertanya, begitu pula yang menghambur-hamburkan harta." (HR Bukhari dan Muslim).

Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu Bapak) adalah wajib. Anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus dilakukan semaksimal mungkin. Apalagi jika sering menyakitinya dengan cara membantah dan berkata kasar pada mereka.

Termasuk durhaka kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.

Akhirnya marilah uraian ini kita tutup dengan mengutip perkataan Imam al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam risalahnya yang berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444), yang artinya: “Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga, dan tidak membangkang perintah mereka.”

Wallahu a'lam bi showab

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi, salam sehat, solid, speed, smart

Jambi, 22 Desember 2025

 

Dr. Chazim Maksalina, M.H.

 


Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas