Akhirnya, Tim Tenis Putri PTA Jambi Terhenti Di Persimpangan Jalan (14/10)
![]() |
![]() |
Dalam arena pertandingan, kalah menang adalah hal yang biasa, hanya saja ketika berhasil menang, merasa gembira, tapi ketika mengalami kekalahan terkadang merasa sedih.
Hal yang seperti itu jualah yang dialami Tim Tenis Putri PTA Jambi. Berhasil lolos dari babak penyisihan dan masuk menjadi kelompok 16 besar, lalu berhadapan dengan Tim Tenis Putri PT Surabaya, akhirnya harus mengakui keunggulan lawan dan kalah 0 – 2. Oleh karena pertandingan menggunakan sistim gugur, maka partai ketiga tidak dimainkan lagi, dan sampai disitulah akhir perjalanan Tim Tenis Putri PTA Jambi.
Tenaga, upaya dan usaha sudah dilakukan, dukungan dan semangat sudah diberikan, doapun sudah dimohonkan, tapi rupanya kemenangan belum berpihak kepada Tim Tenis Putri PTA Jambi. Tidak perlu disesali dan tidak perlu ditangisi, apalagi diratapi, bahkan ajungan dua jempol yang harus diberikan kepada Srikandi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Betapa tidak, baru kali pertama turun dalam even nasional, langsug berhasil lolos dalam babak penyisihan sekalipun sebagai runner up. Luar biasa !
“Permainan Tim Putri kita cukup bagus,” tutur Husnul Arifin yang selalu memberikan semangat dalam setiap pertandingan.
Sementara itu, Ketua PTWP PTA Jambi H. Muslim memberikan apresiasi yang tinggi kepada Tim Tenis Putri yang dimotori Hj. Sartini, yang juga Ketua PA Sengeti ini. Dirinya memuji keuletan dan semangat Tim Tenis Putri dalam setiap pertandingan, oleh karena itu iapun ikut bersorak-sorak dan memukul botol aqua dalam memberikan dukungan.
“Saya bangga melihat pertandingan Tim Tenis Putri kita,” ujar H. Muslim memuji.
Menyinggung kegagalan PTA Jambi dalam turnamen tenis memperebutkan piala Ketua Mahkamah Agung RI yang digelar di Bali ini, H. Muslim berjanji akan melakukan pembinaan secara intensif. Menurutnya, selama ini masih kurang pembinaan sehingga sulit mendapatkan atlit yang bagus. “Akan kita lakukan pembinaan," ujarnya berjanji.
Menurut rencana, tim tenis PTA Jambi, baik putra maupun putri akan pulang hari Kamis (15/10). Berbagai kenangan dan perasaan telah terukir dengan tinta emas dalam catatan harian di dokumen masing-masing. Biarlah hal itu menjadi sejarah yang akan dievaluasi pada turnamen tenis yang akan datang.
Selamat tinggal pulau Dewat, Bali, akan kami kenang selama hayat dikandung badan. Sayonara sampai jumpa di lain kesempatan. (AHP)
Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas