Upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-70 di PTA Jambi berlangsung dengan tertib dan khidmat yang dipimpin oleh Ketua PTA Jambi Dr. Drs. H. Djajusman, SH., MH. M.M, dengan dihadiri hakim dan pegawai PTA Jambi serta hakim dan pegawai Pengadilan Agama yang lain, yaitu PA Jambi, PA Sengeti, PA Muara Bulian, PA Muara Tebo, PA Sarolangun, PA Kuala Tungkal dan PA Muara Sabak.

Acara yang dimulai pukul 07.30 Wib tersebut dengan kegiatannya pengibaran bendera Merah Putih oleh Purna Paskibraka Indonesia Provinsi Jambi yang diiringi dengan lagu Indonesia Raya dengan dirigen Gusmi Yanti Fitriyani dari PA Jambi, Hening Cipta dan Pembacaan Pancasila oleh KPTA Jambi yang diikuti peserta upacara, pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Tri Wahyuni, pembacaan Teks Proklamasi oleh H. Mahmuddin Rasyid dan pembacaan Doa yang dipimpin H. Thamrin Habib.

Upacara dengan MC R. A. Fadhilah dari PA Jambi ini, selain kegiatan tersebut di atas, juga dilaksanakan penyerahan Satyalencana Karya Satya secara simbolis kepada perwakilan masing-masing yang diserahkan Ketua PTA Jambi.

Sementara itu, Ketua PTA Jambi H. Djajusman HS dalam sambutannya menyoroti tentang Kepercayaan Publik Melalui Independensi Lembaga Peradilan. Dirinya mengajak kepada jajaran peradilan agama se-wilayah PTA Jambi untuk menjatuhkan putusan terhadap pekara yang ditanganinya dengan berkeadilan, bermanfaat dan berkepastian hukum. Oleh sebab itu lanjutnya, unsur-unsur penegak hukum haruslah independen, baik dalam hukum formal maupun penerapan hukum materil.

“Indepensi akan dapat terjadi apabila penegak hukum melepaskan diri dari pengaruh harta dan faktor integritas moral serta harkat dan martabat diri di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya berpesan.

Selain mengungkapkan tentang Independensi Lembaga Peradilan, H. Djajusman HS menyampaikan 5 (lima) perintah harian sebagai berikut :

1. Tetap istiqamah pengan petunjuk-petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya yang terdapat dalam al-Quran dan al-Hadits.
2. Tetap menempatkan harga diri di atas harga benda dan harta serta tetap mengikuti kata hati nurani dan tinggalkan bisikan nafsu dan syetan.
3. Jalin hubungan dan komunikasi yang baik, seimbang, saling menguntungkan kepada siapapun.
4. Jaga nama baik Instansi khususnya peradilan agama, baik Pengadilan Tinggi Agama maupun Pengadilan Agama, karena Instansi ini lahir dari perjuangan suci para ulama dan sesepuh yang tidak ikut menikmati besarnya tunjangan hakim sebagai pejabat negara dan besarnya tunjangan remunerasi para pegawai.
5. Setiap diri harus berupaya untuk berbuat yang terbaik, jika tidak mampu untuk berbuat yang terbaik, janganlah membuat kerusakan nama baik, harkat dan martabat diri.

Selesai upacara, lalu dilanjutkan dengan ramah tamah dengan menikmati snack dan minuman yang disiapkan Panitia.

Dirgahayu Republik Indonesia, Jayalah Indonesia, Sekali Merdeka Tetap Merdeka. (AHP)