Puncak Kemeriahan HUT MA-RI, PA Sungai Penuh “Melemang” Secara Swadaya
JURDILAGA PA SUNGAI PENUH – Lemang bukan sekadar makanan biasa bagi masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, tapi lebih dari itu, hidangan ini mengandung nilai tradisi yang mengalir secara turun-temurun.
Bahkan, lemang dijadikan sebagai salah satu lambang sebuah perayaan hari-hari sakral. Artinya, sebuah acara tak akan sempurna tanpa kehadiran makanan yang dimasak di dalam bambu ini. Lemang merupakan kuliner asli Kerinci yang biasa disajikan disajikan pada saat Kenduri Sko, Kenduri sesudah tuai padi, menyambut lebaran dan acara maulid Nabi Muhammad SAW.
Begitu juga bagi keluarga besar PA Sungai Penuh, dalam rangka memeriahkan HUT Mahkamah Agung RI ke 74, keluarga besar PA Sungai Penuh secara bersama-sama membuat/memasak lemang, dalam bahasa Kerinci di sebut” Melemang”.
Ketua PA Sungai Penuh, Ikhsanuddin, S.H kepada Jurdilaga mengatakan bahwa PA Sungai Penuh melemang dengan bergotong royong atau swadaya. “Ya, melemang dengan Swadaya, ada yang membawa berasnya, ada yang membawa bambunya, kayu, kelapa dan lain-lain, jadi semua keluarga besar PA Sungai Penuh punya andil dalam kegiatan melemang ini,” ujarnya.
Ikhsanuddin menjelaskan, menurut cerita dari para tetua di Kerinci dan Kota Sungai Penuh, Lemang juga memiliki makna bagi masyarakat Kerinci yaitu, Seruas bambu lemang berarti bulat air dek pembuluh, bulat kato dek mufakat.
Semua pelaksanaan telah satu runding atau satu tujuan, kemudian Beras ketan untuk lemang berarti, erat dan kekuatan tali persaudaraan dalam persatuan bermasyarakat, dan Air santan putih, pengertiannya, Putih kapas boleh dilihat putih hati berkeadaan. Semua yang dikorbankan untuk kegiatan ini merupakan keikhlasan hati atau ketulusan hati, tanpa ada rasa rugi sedikitpun.
Ia menambahkan, bahwa hingga saat ini memang belum ada petunjuk pasti kenapa dan sejak kapan tradisi itu dilakukan. Namun yang jelas, kebiasaan bersyukur itu harus tetap dipelihara oleh masyarakat Kerinci.
“Jadi PA Sungai Penuh dalam rangka memeriahkan HUT MA RI sudah melakukan sebuah kegiatan yang nilainya luar biasa, melemang adalah tradisi yang memiliki nilai sakral,” ujarnya.
Ikhsanuddin menjelaskan, ibu-ibu Dharmmayukti Karini PA Sungai Penuh sembari melemang juga menyiapkan makan siang untuk warga PA Sungai Penuh. Kekompakan semacam ini, membuat bertambah meriahkan HUT MA-RI ke 74 di PA Sungai Penuh.
“Lemang itu masaknya hingga 5 sampai 6 jam, menunggu lemang masak, kita makan siang bersama dulu, luar biasa ibu-ibu DYK PA Sungai Penuh, mantaaaaap,” ujarnya didampingi Wakil Ketua PA Sungai Penuh, Asrori Amin. (Nop/Jurdilagapaspn)
Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas