Panca Nurani Jamu Manjur Untuk Para Laskar SIADPA dan Jurdilaga PTA Jambi
Panca Nurani Jamu Manjur Untuk Para Laskar SIADPA dan Jurdilaga PTA Jambi
Oleh: Idris Latif, SH., MH
Ketika ajakan segera eksekusi dan kejar tayang, dan mencari Issue panas (hot Issue) adalah kata kata yang hampir setiap hari di perkenalkan untuk para laskar SIADPA dan Jurdilaga Pengadilan Agama se wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jambi.
Saya merasa ber-untung mempunyai kolega yang cukup renspos di setiap Pengadilan Agama, dan setiap hari saya harus berada di portal info perkara dan merilis pengiriman berita, karena ada sebuah amanah untuk saya sebagai Ketua Timda SIADPA Pengadilan Agama sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Jambi dan sebagai yang dituakan dalam mengembangkan Jurdilaga Pengadilan Tinggi Agama Jambi.
Ada beberapa capaian untuk SIADPA Pengadilan Agama wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jambi, sampai saat ini telah dapat menjalankan dan mewujudkan cita-cita Dirjen Badilag terutama pencapaian kinerja dalam update data perkara dan laporan perkara secara manual yang terintegrasi dalam aplikasi SIADPA sehingga menjadi selisih nol antara data manual dan data yang terintegrasi dalam aplikasi SIADPA.
Memang sebuah pekerjaan yang menyenangkan, bila media web-site atau akun facebook digunakan untuk konsultasi jarak jauh yang membahas progres kinerja dalam SIADPA, itu semua lahir dari sebuah rasa kesadaran atau juga bagian dari sebuah proses timbal balik antara sesama laskar, atau juga pengorbanan para laskar yang secara sadar menjadikan SIADPA sebagai sebuah kerja yang baru, sehingga bisa terjalin sebagai sebuah sistem yang penuh mamfaat.
Selanjutnya ada capaian luar biasa Jurdilaga yang beberapa waktu yang lalu melalui sebuah tulisan yang berjudul ‘’Jurdilaga merupakan bayi munggil dari Jambi’’ yang ditulis saudaraku Noprizal, S.HI, yang merupakan inisiator lahirnya Jurdilaga PTA Jambi dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Jurdilaga PTA Jambi. Disebutkan bahwa Jurdilaga telah ber-umur satu tahun tepat pada tanggal 22 Nopember 2013, telah berkiprah cukup baik dalam memfasilitasi bakat para jurnalis, dan memfasilitasi ke-ilmuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh lembaga peradilan agama untuk memberikan sumbangan ilmu dalam bentuk tulisan.
Lantas apa itu Panca Nurani?
Banyak pengertian dari pancara nurani, namun secara sederhana penulis mengartikan bahwa Panca Nurani adalah lima kata hati, dan bila kelima kata hati ini dipergunakan sebagai sumber kekuatan maka apapun tujuan dan kehendak yang akan dicapai akan mudah direalisasikan.
Bila panca nurani diibaratkan Jamu, dan bila kita mampir di toko jamu akan mudah meletakan pilihan, karena jamu terdiri dari bermacam macam khasiat, dari jamu kuat, jamu segar, dan pokoknya jamu telah memberikan pilihan bagi pemakainya untuk bisa bermanfaat dalam menyembuhkan segala macam penyakit.
Kemudian apakah Panca Nurani bisa diibaratkan sebagai jamu yang manjur untuk para laskar dan reporter Jurdilaga? Tentu kita akan melihat apa saja kelima panca nurani tersebut.
- Rasa memiliki (sense of belonging). Suatu rasa harti yang timbul sebagai kodrat ingin memiliki sesuatu, ingin mendapatkan, ingin mencari untuk dimiliki, bila rasa memiliki ini dipergunakan sebagai suatu kekuatan bersama maka suatu yang telah terbukti bahwa para laskar SIADPA Pengadilan Agama di wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jambi, telah menyatukan tekad bersama dan telah berkomitmen untuk memajukan dan mengupdate data SIADPA, dan bila salah satu pengadilan agama bermasalah maka semua laskar segera saling mengingatkan, untuk perbaikan bersama, begitu juga dengan Jurdilaga, yang selalu berusaha untuk menjadikan apa yang dilihat, dirasakan, didengar untuk dituliskan dalam bahasa jurnalisitk, lewat media website PTA Jambi dan Badilag.net;
- Rasa tanggung jawab (sense of renponsibility). Rasa tanggung jawab timbul sebagai sebuah kekuatan bathin, dan tumbuh berkembang dari perimbangan hak dan kewajiban, biasa muncul sesuai pada tingkatan kelompok yang bersifat kompetitif untuk itu pula para laskar SIADPA dan para jurnalis, telah melaksanakan tanggungjawab tugas tugas secara sungguh sungguh, pembuktian itu telah lahirnya nuasa hijau dalam siadpa dan Pengadilan Tinggi Agama Jambi termasuk dalam kategori hijau dan 17 Pengadilan Tinggi Agama se Indonesia yangh siap menyambut mentari pagi 01 Januari 2014 dalam nuansa hijau yang utuh, selanjutnya Jurdilaga telah berkompetesi untuk pengiriman berita, dan tentu akan ada tujuan (goal) yang akan dicapai pada tahun 2013, dan kita menunggu itu semua.
- Rasa saling ketergantungan satu sama lain (sense of commitment). Sarana yang telah dibangun melalui media web-site, telah menjadi media yang efektif membangun dinamiika sebuah kelompok jarak jauh yang memakai komunikasi yang tetap, sehingga membentuk ketergantungan untuk satu tujuan kolompok merupakan kodrat, kita memahami teori Aristoteles yang menyatakan manusia hidup bermasyarakat, sehingga kodrat manusia hidup saling membutuhkan dan satu sama lain saling ketergantungan, apa yang dicetuskan bersama dengan adanya grup sosial media Coffee Break untuk laskar SIADPA dan grup Crew Jurdilaga PTA Jambi, telah membentuk kelompok bersama yang berorientasi mencapai tujuan bersama.
- Rasa untuk berbagi (sense of sharing). Rasa berbagi timbul karena keterbatasan manusia sebagai mahluk, ketika adanya era multidimensi, maka manusia cenderung sebagai mahluk mono profesional, maka sarana untuk barbagi sebagai suatu jawaban untuk meningkatkan eksistensi, maka pekerjaan dalam sebuah lembaga memerlukan tiem works, sebagaiman pekerjaan siadpa, kita mengenal istilah admin, operator, yang harus didukung oleh sarana parasarana yang memadai, sementara untuk bidang Jurnalis tentu kita mengenal kameramen, editor, dan pemburu berita; betapa penting kita untuk saling berbagi dalam segala aspek pekerjaan.
- Panca Nurani ke lima adalah rasa ingin untuk dilayani dan melayani (sense of serving). Pemberian pelayanan dan ingin dilayani merupakan kodrat manusia yang selalu ingin dihargai dan ingin dipuji, saya berpikir rasa ingin dilayani identik dengan sebuah pujian dan penghargaan, mungkin dalam bidang ini masih memerlukan penajaman kegiatan, saya pernah meng-ibarat antara se-ekor ayam dan sebiji kelapa, ketika ayam mau dijadikan rendang tentu resep yang utama diperlukan rendang itu adalah santan kelapa yang banyak dan kental, baru santan kelapa dimasak dikombinasikan dengan beberapa bahan lain seperti garam, cabe bawang, secukupnya, makin banyak penyediaan santan kelapa untuk memasak rendang ayam itu semakin baik, proses pembuatan rendang tersebut terus berlanjut sebagai tujuannya menjadi rendang ayam enak. Ketika ayam akan dimakan, semua orang memastikan dengan menyebut rendang ayam yang enak, sebelumnya ada peran kelapa yang berupa santan yang menjadikan rendang ayam tersebut enak, mungkin sebuah langkah yang bijaksana, bila sebuah keberhasilan yang telah di capai akan indah bila capai itu berkat kerja sama dengan menjadi Pancanurani sebagai jamu yang menambah semangat dan inovasi.
(Ditulis tepat pada 1 tahun Jurdilaga PTA Jambi, 22 November 2012 – 22 November 2013)